Wednesday, November 21, 2007

Choices


Malem ini gue tersadar akan satu hal...

Choices...

Malem ini, sepanjang perjalanan antara Fuchu-Tokyo, memandang langit malam Tokyo yang disesaki oleh ratusan (mungkin ribuan) gedung tinggi pencakar langit, seraya mengagumi indahnya malam di Tokyo yang bertaburan bintang dan lampu gedung, dari kaca Mercedes Benz bernomor plat GAI 4003, gue tertegun memikirkan pertemuan gue malem ini dengan salah seorang sahabat Aji, mantan gue, yang skrg sedang mengikuti pelatihan corruption on criminal law di training center UNAFEI, Fuchu. Gue sebagai wakil dari kedutaan diminta datang mewakili Dubes utk acara farewell reception peserta training ini.

`Mbak Meidy dulu temen Aji dimana?`, gue ditanya oleh sahabatnya Aji ini. Well, dgn setengah tersipu2 ya gue bilang kalo gue mantannya Aji. Langsung dia senyum2 sendiri penuh arti, hehe. dan menyambung `Aji udah punya anak loh, perempuan`. Langsung gue skrg yg surprise abis..Well, benernya sih gak surprise2 bgt, considering dia merit gak lama setelah gue, 2 tahun yang lalu.

2 taun yang lalu...

2 taun yang lalu, taun 2005, gue memutuskan untuk merit dengan Atri, setelah dating selama kurang lebih 1 taun.

Taun 2004, ketika gue sekolah di Niigata, gue memutuskan untuk `berhenti` mencintai Aji, yg sedang menunggu gue di Jakarta. Gue mengambil keputusan ini setelah berpikir penuh dan berpikir panjang tentang masa depan gue. Gue tidak siap untuk berhenti dari Deplu (seperti yang Aji minta, pls quit Deplu and marry me, and become a housewife..). Gue gak bisa dan gue gak akan sanggup...Saat itu, entah itu rasional atau tidak, I chose career over a love...

Saat itu, gue berpikir, jika gue berhenti disini, gue akan menyesali suatu keputusan yang gue ambil, mungkin akan menjadi penyesalan seumur hidup.

Saat itu, gue berpikir, he deserved to have someone much better than me...Aji deserved to have someone yang akan memberikan semuanya, without any reservation. Aji deserved to have someone yang tidak akan memiliki penyesalan apa2...

Dan saat itu gue berpikir, gue akan lebih menyakiti Aji apabila gue tetap bersama dia, tetapi my mind will be somewhere else. Gue berpikir, gue akan lebih siap untuk `sakit` saat ini, daripada di kemudian hari...

Saat itu, we both deeply hurt by my decision. Aji couldnt stop me from doing so..We cried and cried and he even tried to stop me from making this decision...Tapi keputusan gue sudah bulat. I had to stop loving him. I had to give up on our love...

Saat itu, Aji bilang, `I couldnt afford to losing you. You`re the only one that I love. You`re my only one, my partner, my friend. I pick you because you`re smart, therefore you can become my compatible partner. Kamu akan terus bisa keep up sama aku. Kamu akan terus bisa mengerti aku.`

But one thing for sure, our career lead toward different paths...and to tell you the truth, I cant live the way he wants to be...Therefore, on that day, I chose career over love...

Masih memandangi berbagai gedung pencakar langit dari mobil yang membawa gue kembali ke kantor, gue teringat semuanya...Jika pada wkt itu gue mengambil keputusan untuk memilih cinta diatas karir, mungkin saat ini gue akan berada di Jakarta seraya menimang bayi cantik, mungkin saat ini gue akan berada di Jakarta, menunggu Aji kembali ke rumah dari kantor...mungkin saat ini gue sedang bingung menyiapkan makan malam untuk Aji...

Jika saat itu gue memilih cinta diatas pekerjaan..

Mungkin saat ini gue tidak berada didalam mobil Mercedes Benz bernomor plat GAI 4003, kendaraan dinas fungsi Politik, yang meluncur kencang dibawah langit Tokyo yang bertaburan bintang dan cahaya gedung.

Mungkin saat ini gue tidak akan menghadiri suatu resepsi (again), farewell party, atau entah apa namanya, dimana di acara tersebut, gue bersama beberapa diplomat dari berbagai kedubes di Tokyo, di-address oleh MC dan berbagai speaker sebagai `The Honourable Member of Diplomatic Corps`.

Mungkin saat ini gue tidak sedang merasa sendiri karena suami gue sedang sibuk menghadapi berbagai kuliah di luar kota, dan ketika elo menelpon dia, elo merasa telah mengganggu dia yang sedang belajar dengan kerasnya di study room kampus nun jauh disana.

Mungkin semua itu tidak akan terjadi pada gue...

But, sekali lagi, that is choices, either itu rasional atau tidak, entah itu benar atau tidak...Hanya diri elo yang tau, hanya elo yang bisa memutuskan, what is best for you...

At one point of my life, I have taken a decision to choose career over love.

At another point of my life, I still dont know which one will I choose.

However, at least I dont have regrets whatsoever...

Thank God we both (Aji and I) dont have regrets whatsoever....

We remain bestfriend until today...:)

No comments: