Sunday, November 4, 2007

A Woman Diplomat

Ada satu pelajaran berharga yang gue bisa ambil minggu ini.

Selama 3 hari dalam satu minggu ini, gue berkesempatan untuk mendampingi seorang pejabat eselon I setingkat dirjen yang kebetulan adalah mantan Dubes, dan wanita...First impression, seperti pejabat lainnya, gue merasa harus menjaga jarak dan sehormat mungkin, dan kagum karena beliau adalah seorang ambassadres, jabatan yang terus melekat pada diri beliau walaupun tidak lagi menjabat. Namun, berbeda dengan ambassadres yang pernah gue temui di waktu-waktu lalu, beliau sangat ramah dan menghargai junior-nya (sangat junior-nya) ini...

Ada 2 hal yang beliau utarakan mengenai tujuannya ke Tokyo kepada kami pada saat perjalanan dari bandara ke Tokyo. Pertama, menghadiri sidang dan bertemu dengan salah satu dirjen di Kemlu Jepang (kehadiran beliau sgt dinantikan oleh pejabat tsb), dan yang kedua, menengok temen, sahabat gue (sama2 diplomat muda), yang saat ini tengah berada di rumah sakit menanti `big operation` yg akan datang pada Senin mendatang. Ternyata sahabat gue ini adalah mantan anak buah beliau pada saat sebelum diposting ke Tokyo. Beliau sangat khawatir dengan kondisi sahabat gue ini...dan sangat ingin bertemu dengannya karena walaupun mereka cukup intens berkomunikasi, sahabatku tidak sekalipun mau bercerita tentang kondisinya (khas, tipikal sifat sahabatku yang tidak pernah mau menyusahkan orang).

3 hari bersama Ibu Dubes, aku mendapatkan banyak hal, dan belajar banyak hal. Beliau adalah tipe ambassadres yang sukses, in love, life and career...Ibu Dubes selalu mendapat dukungan penuh dari suami dan anaknya yang beranjak remaja, dan untuk itu beliau selalu berusaha untuk melakukan semuanya dengan sepenuh hati...Menurut beliau, beliau tidak akan bisa seperti ini tanpa ada ijin dari suami, beliau selalu `look up to my husband`, dan beliau selalu berjalan bersama-sama, tidak di depan, apalagi di belakang....For that, shes truly grateful...

Of course, beliau juga mengalami masa2 dimana beliau ingin menyerah, ingin kabur, dan ingin meninggalkan semuanya...Tetapi, lagi2, dengan dukungan penuh, beliau dipaksa untuk tidak menyerah, tidak berhenti begitu saja...`Remember, they never think that we are (women diplomat) good enough`....! Betul, that statement is so true...`Kita harus selalu put our efforts twice hard...`Yup, lagi2 betul....Dan, sometimes, its indeed tiring...sometimes gue pengen quit, gue pengen cabut, gue lagi2 bilang (sambil pengen nangis), `mou...yadaaa (udahlah...berhenti aja...)`...

Beliau saat ini tengah berada di puncak karirnya, Geneve, Brussel, Ottawa, dan puncaknya Dubes di Hanoi telah dilaluinya dengan perjuangan, dengan airmata, dengan tawa canda....dengan kebahagiaan dan kesedihan...Semakin aku berbincang panjang lebar dengan beliau, semakin aku kagum at how she is...at how smart, open, passionate, brave, strong, yet gentle woman she is... Satu hal lain yang gue kagumi dari beliau, how she treats everyone equally tanpa melihat status dan jabatan....Its rare quality indeed...

How can I say that? Beliau dengan semangatnya bercerita tentang meeting-nya, tentang berbagai isu substansi di departemen yg beliau pimpin, and yet, beliau menjadi sangat gentle ketika menanyakan kepada gue mengenai kondisi sahabat gue saat ini....dan bagaimana beliau sangat ingin bertemu dia....Through her eyes, I can see the pain...

As I promised, aku mengajak beliau melihat sahabatku di rumah sakit...Ketika eskalator berhenti di Lt. 9, dan pintu terbuka, beliau segera keluar dan tertegun melihat sahabatku yg kebetulan sedang berada di koridor eskalator...Segera beliau memeluk sahabatku erat, and gue hampir tidak bisa menahan tangis...

Kami bercengkrama di kamar tempat sahabatku dirawat...`Why you didnt tell me about your condition?`, beliau bertanya pada sahabatku...`I was going to tell you bu...I was...remember that we had a long conversation over the phone before Lebaran? At that time, I was going to tell you, but I cant...`Tipikal sahabatku, tidak mau nyusahin orang...

Kami ngobrol panjang...dan ternyata, sahabatku bisa kami `culik` for a day dari rumah sakit, before her big day...Langsung aku datang ke suster jaga, dan meminta ijin. Keesokan harinya, kami datang kembali dan menjemput sahabatku...Ibu Dubes and I were so happy...dan begitu juga sahabatku...

`Cheers for you gals, as both of you still have long way to go`, demikian perkataan beliau ketika kami toast-kan gelas ume-shu kami (the three of us ordered the same drink, ume-shu, on rocks, with soda, with water)...Malam itu Ibu Dubes dan aku memaksa sahabatku menghabiskan shabu-shabu-nya, dan memesan bnyk makanan, till we had more than enough...Aku sangat senang bisa melihat sahabatku enjoying one night outside before her `big` day....Sangat senang bisa melihat Ibu dubes tertawa dan enjoying her company....her former staff yet her `daughter`...

Malam itu kita slumber party...the three of us slept in the same room, gue dengan menggelar futon dibawah...As if there is no other day, kita ngobrol lagi dan lupa bahwa jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, padahal Ibu dubes harus brkt ke Narita jam 8 pagi utk kembali ke Jakarta keesokan harinya...

The moment has come for us to say goodbye....Pagi itu, aku dan sahabatku (before she goes to be hospitalized again) mengantar Ibu Dubes sampai pemeriksaan imigrasi...Before leaving, she hugged me tight, wish me good luck, dan berpesan...`Meidy, please jagain Tika yah...please take care of her...` Dan sembari menahan tangis, she hugged my bestfriend, and wished her good luck for the operation, and for everything...`Be brave...`she whispered that...

We waved our hands and said goodbye....The two of us....aku dengan segala ketidakpastian aku tentang masa depan, aku dengan segala ketakutan dan kesedihan aku, aku dengan segala pengharapan aku untuk bisa mempunyai seorang anak, aku dengan segala kepenatan aku yang terkadang datang tiba2....dan sahabatku, dengan segala kepasrahannya menghadapi operasi yang bisa berujung pada pengangkatan rahimnya....dengan segala kekuatannya menghadapi serangan kanker, dengan segala ketabahannya menghadapi hari esok...

Hari itu, kita berdua mendapatkan pelajaran berharga dari seorang Ibu Dubes, how to be brave and how to always have faith in you....No matter what, hidup adalah perjuangan, dan hidup adalah berusaha....Always perform your best...dont give up....dan insya allah semuanya akan terlewati....

Hari itu, aku berjanji untuk ikut menjaga sahabatku...as Ibu asked me to...

Hari itu, aku menemukan seorang teman baru yang amat berarti bagiku...

No comments: